Senin, 30 Agustus 2010

Tornado Api di Brazil

Tornado api terlihat di Brazil. Pada 1923, tornado api akibat gempa besar di Kanto Tokyo tumbuh jadi ukuran sebuah kota besar dan membunuh 38.000 orang dalam 15 menit.
Angin puyuh api dengan tinggi beberapa meter, tertangkap kamera di Aracatuba selatan negara bagian Sao Paulo. Hal ini disebabkan oleh angin kering yang kuat mengipasi kebakaran hutan.
Fenomena langka ini menyapu ladang dan menghentikan lalu lintas.
Sebuah tornado api yang juga dikenal sebagai setan api terjadi ketika sebuah kolom udara hangat yang naik, terbungkus oleh api.
Beberapa tingginya bisa ratusan meter dan menyebabkan kerusakan luas.

Fenomena ini mengikuti kekeringan selama berminggu-minggu yang telah menyebabkan laporan kelembaban di Sao Paulo telah serupa dengan yang di gurun Sahara.
Hujan terakhir yang turun di kota itu adalah tiga bulan lalu.
Pada 1923, tornado api dinyalakan oleh gempa bumi besar di Kanto di Tokyo tumbuh menjadi ukuran sebuah kota besar dan membunuh 38.000 orang dalam 15 menit. 

Ikan Berkaki di Laut Indonesia

Ikan unik yang tampak memiliki kaki ditemukan ilmuwan dalam penjelajahan di laut dalam RI. Ikan Angler punya sirip mirip kaki, dan digunakan untuk menyeimbangkan diri.
Ikan itu ditemukan ilmuwan menggunakan sistem pemetaan dan kendaraan robot dalam penjelajahan 21 ribu mil persegi (33,8 ribu km persegi) laut dalam utara Indonesia dengan kedalaman 800 kaki (0,25 km) hingga 2 mil (3,2 km).
Faye Archell dari Centre of Applied Zoologym mengatakan,”banyak spesies dikenal sebagai predator penyergap. Sirip mereka beradaptasi agar tetap seimbang di dasar laut dan tetap terkamuflase.”
“Kemudian mereka menggunakan tonjolan kepala tepat di atas mulut mereka untuk memancing mangsa.”
Kebanyakan spesies ini hidup di kedalaman laut, namun ada juga yang hidup di daerah dangkal dan tropis.
Ilmuwan memprediksi 40 spesies tanaman dan hewan baru dalam ekspedisi selama 3 minggu itu.

Lebih dari 100 jam video dan 100 ribu foto diambil menggunakan kendaraan robot dengan kamera resolusi tinggi yang terhubung ke daratan dengan satelit dan internet kecepatan tinggi.
Verena Tunncliffe, profesor University of Victoria Kanada mengatakan gambar-gambar itu menyediakan pandangan menakjubkan pada ekosistem laut paling kompleks dunia.
“Lili laut dulu terdapat di laut dangkal dan dalam, namun sekarang sudah jarang,” katanya dalam pernyataan tertulis.
“Saya hanya melihat beberapa dalam karir saya. Namun, pada ekspedisi ini saya tercengang melihatnya dalam keanekaragaman.”
Satu hewan yang terekam terlihat seperti bunga dengan jarum beralapis seperti kaca, namun ilmuwan menduga bahwa itu adalah spons karnivora.
Duri itu terbungkus lapisan lengket yang nampaknya digunakan untuk menangkap makanan yang lewat.